Poinyang pertama adalah adalah sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat bilateral, garis keturunan ditarik dari pihak bapak dan ibu. Pada keluarga Sunda, bapak yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda. ArtiKata Adat Istiadat - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) - Samsurijal.com. Adat istiadat minang kabau. Deskripsi Adat Istiadat Keluargaku dan Temanku Halaman 32 Tema 3. Perhatikan 5 Adat Istiadat ini Saat Berkunjung ke Tanah Batak | BukaReview. Makalah Adat Istiadat | PDF. Adat Istiadat : Pengertian, Jenis, Contoh, Menurut Para Ahli Assàlamualaikumpak bisa minta tolong dengan ketertarikan saya dengan buku bapak adat istiadat sunda. Kalau masi ada dengan mohon saya pesan satu untuk saya jadikan sumber acuan berhubung buku bapak sangat cocok dengan judul proposal aku. No. WA aku 082349117621 adin. Apakah ulasan ini membantu? Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. 0% found this document useful 1 vote173 views2 pagesDescriptionmenerangkan tentang adat istiadat suku sundaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 1 vote173 views2 pagesAdat Istiadat Suku SundaJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Deskripsi Sejarah dan daerah asal Suku Sunda, karakteristik, bahasa, rumah adat dan kebudayaannya. Siapa sih yang tidak mengetahui Suku Sunda? Suku ini identik dengan bahasanya yang unik dan karakter orangnya yang lemah lembut. Biasanya orang-orang yang berasal dari suku ini berada di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Ingin tahu lebih lengkap? Simak ulasan berikut. Sejarah dan Asal Kata Sunda Tari Jaipongan, Sunda berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “sudsha” atau “sund”. Kata tersebut memiliki arti yaitu bersinar, terang, berkilau, dan putih. Selain bahasa Sansekerta, kata Sunda juga berasal dari Kawi atau Jawa kuno dan Bali yang memiliki arti sama yaitu tanpa noda, suci, dan tak bercela. Masyarakat luar banyak yang mengartikan bahwa hal tersebut identik dengan paras penduduk Sunda yang cantik dan bersih. Hal ini tidak pernah diketahui kebenarannya karena masih belum mendapat sumber yang terpercaya, kemungkinan hanyalah prasangka dari masyarakat luar Sunda semata. Sebutan nama Sunda berasal dari Raja Purnawarman pada tahun 397 yang menyebut ibu kota Kerajaan Tarumanegara. Sayangnya, Kerajaan Tarumanegara tersebut hampir runtuh. Sehingga pada tahun 680 penguasa Tarumanegara mengganti namanya menjadi Kerajaan Sunda hingga saat ini. Suku ini termasuk kelompok yang pertama kali melakukan hubungan diplomatis dengan bangsa lain pada abad ke-15. Hubungan antar bangsa ini dilakukan antara Sunda dengan Bangsa Portugis, sehingga menghasilkan bukti fisik yaitu Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal. Adanya hubungan diplomatis tersebut tidak terlepas dari kepemimpinan Raja Samian atau Sang Hyang Surawesisa. Beliau adalah Raja pertama yang melakukan perjanjian dengan bangsa lain dan dilakukan secara sejajar tanpa paksaan apapun. Hingga masa modern saat ini, perwakilan masyarakat Sunda banyak yang menggeluti bidang politik. Terbukti dari banyaknya politikus yang berasal dari suku ini. Namun tidak berpaku pada dunia politik, masyarakat Sunda juga banyak yang menjadi aktor, musisi, seniman, dan lain sebagainya. Karakter Orang Sunda Masyarakat Sunda memiliki karakter dan aktivitas gaya hidup yang disebut dengan Kasundan. Karakter inilah yang digunakan sebagai pedoman hidup, hingga kemudian karakter orang Sunda memiliki keutamaan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Karakter Kasundan telah diaplikasikan oleh masyarakat sejak dahulu, yaitu cageur sehat, bener benar, singer mawas diri, bageur baik, dan pinter cerdas. Berbagai karakter yang telah disebutkan tersebut merupakan karakter yang melekat pada orang Sunda sejak dahulu. Berbagai kerajaan yang terdapat di daerah Sunda juga berpengaruh terhadap karakter yang melekat di masyarakat Sunda, terutama Tarumanegara, Salakanagara, Pajajaran, Sunda-Galuh, dan lain sebagainya. Sebagian besar masyarakat Sunda terkenal dengan karakternya yang sopan, sederhana, optimis, ramah, dan periang. Bangsa Portugis yang berkunjung ke tanah Sunda juga mencatat sifat masyarakat ini sebagai pemberani dan jujur. Kemudian menjadikannya sebagai sifat orang Indonesia secara umum. Kepercayaan Sebanyak 99% Suku Sunda menganut agama Islam, sedangkan sisanya menganut agama Kristen dan Sunda Wiwitan. Sunda Wiwitan adalah kepercayaan tradisional masyarakat Sunda yang telah dianut oleh kelompok Sunda pedesaan. Kepercayaan tersebut dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat Sunda. Meskipun nenek moyang telah mewariskan berbagai falsafah hidup, namun masyarakat Sunda juga menggunakan pola pikirnya sendiri. Baca juga Kerajaan Padjajaran Rumah Adat Sunda Rumah adat menjadi salah satu warisan budaya secara turun temurun yang tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal namun juga memiliki filosofi kehidupan. Suku Sunda memiliki berbagai jenis rumah adat yang perlu Anda ketahui. Berikut nama-nama rumah adar suka Sunda 1. Tagog Anjing Jika disebut namanya, rumah adat ini memang mengandung unsur binatang yaitu anjing. Hal ini berhubungan dengan filosofi rumah yang seperti anjing nagog atau anjing yang sedang duduk atau jongkok. Rumah adat jenis ini memiliki fondasi bangunan rendah yang lebih mirip dengan rumah panggung. Bentuknya persegi panjang dan memanjang ke belakang disertai bagian atap yang menyambung berbentuk segitiga. 2. Parahu Kumureb Parahu Kumureb atau yang artinya perahu terbalik digunakan karena rumah adat Sunda ini memiliki bentuk atap seperti perahu terbalik. Rumah ini berbentuk trapesium di bagian depan dan belakang rumah. sedangkan di bagian sisi kanan dan kiri berbentuk segitiga. 3. Jubleg Nangkub Rumah adat Sunda jenis ini identik dengan rumah adat Parahu Kumureb. Biasanya rumah adat ini lebih banyak dijumpai di Kabupaten Sumedang. Makna yang terkandung dalam rumah adat Jubleg Nangkub adalah adanya lesung atau tumbuk padi yang menutup atau menelungkup. 4. Julang Ngapak Arti Julang Ngapak memiliki makna seekor burung yang melebarkan sayap. Terlihat dari bentuk rumah ini yang memiliki atap sangat lebar di samping kiri dan kanannya. Bagian atap rumah juga terdiri dari dua bidang menurun dan dua bidang tumpul di suatu titik. Rumah adat ini banyak ditemui di daerah Sunda bagian Kampung Dukuh Kuningan hingga Kampung Naga di Tasikmalaya. 5. Capit Gunting Rumah adat Sunda yang satu ini memiliki struktur sederhana yang terdiri dari ruang tengah, kamar tidur, teras, dapur, dan lain sebagainya. Bentuk rumah Capit Gunting ini persegi yang memanjang ke arah belakang. Nama Capit Gunting sendiri berasal dari bahasa Sunda yang tergolong nama susuhunan atau bentuk atap rumah yang bernama undagi. Undagi merupakan salah satu karakteristik arsitektur tradisional rumah adat yang ada di Jawa Barat. 6. Buka Pongpok Rumah adat ini disebut Pongpok karena memiliki pintu yang sejajar dengan salah satu bagian atap atau Bahasa Sundanya atap. Bentuk rumah ini memiliki posisi pintu yang dapat dipilih sesuai keinginan pemilik, salah satunya menghadap ke jalan. Jika dilihat dari luar, rumah ini dikelilingi tiang dengan atap rumah yang terlihat seperti segitiga saja dan terlihat lebih sederhana. Elemen rumah ini juga dapat dikombinasikan dengan berbagai jenis rumah adat Sunda lainnya, sehingga tidak memiliki desain rumah khusus. Baca juga Kerajaan Tarumanegara Sunda terkenal keren dengan bahasanya, karena memiliki logat yang kental dan pengucapan yang khas. Biasanya bahasa Sunda digunakan di daerah pedesaan atau kota kecil, sedangkan daerah Bogor, Bandung, dan Tangerang tidak menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Sebagian besar masyarakat di kota besar menggunakan Bahasa Indonesia dalam bercakap sehari-hari. Namun tetap menggunakan logat Bahasa Sunda yang khas dalam setiap dialeknya. Berikut merupakan beberapa dialek Sunda yang perlu Anda ketahui Dialek tenggara digunakan untuk wilayah Cilacap, Banyumas, Ciamis, dan sekitarnya. Dialek timur laut digunakan di sekitar wilayah Cirebon dan Kuningan. Dialek tengah timur digunakan untuk wilayah Majalengka dan Indramayu. Dialek barat digunakan di wilayah Banten. Dialek utara digunakan di wilayah Bogor dan daerah Pantura. Dialek selatan digunakan di daerah Priangan seperti Bandung dan sekitarnya. Penjelasan lengkap tentang Suku Sunda di atas dapat menjadi pengetahuan sekaligus informasi bagi Anda. Berbagai penjelasan di atas dapat menjawab semua keingintahuan atas suku yang terkenal di Indonesia ini. Pastikan untuk menggunakan informasi ini sebaik mungkin ya! Baca juga Suku Baduy dan Budayanya - Indonesia memiliki banyak suku yang tersebar di berbagai daerah. Keunikan suku-suku ini yaitu memiliki budaya yang khas dan sering kali berbeda dengan suku lainnya. Kekhasan tersebut lantas menjadikan setiap suku memiliki kearifan lokal dalam kehidupan bermasyarakat. Istilah kearifan lokal kerap diserupakan dengan kebijakan setempat local wisdom, pengetahuan setempat local knowledge, atau kecerdasan setempat local genious.Kearifan lokal adalah semua bentuk keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis Keraf, 2002. Kearifan lokal menjadi sebuah sarana mengolah kebudayaan dan mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik. Kearifan lokal menjadi pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan berbagai strategi dengan wujud aktivitas yang dilakukan masyarakat lokal. Bentuk kearifan lokal cukup beragam. Ia tertuang dalam adat istiadat, tata aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan, hingga kebiasaan sehari-hari. Adanya kearifan lokal ini membuat kehidupan bermasyarakat lebih bernilai. Kearifan Lokal Masyarakat Sunda dan Contohnya Suku Sunda mendominasi wilayah Provinsi Jawa Barat. Fakta ini terlihat dari bahasa daerah yang dipakai mayoritas warga di provinsi itu, yakni bahasa Sunda. Di masyarakat Sunda, banyak kearifan lokal berkembang serta beragam, baik berkaitan dengan petuah kehidupan, menjaga alam, dan lain sebagainya. Dalam hal petuah hidup, misalnya, masyarakat Sunda memiliki kearifan lokal berupa nukilan atau kutipan. Nukilan ini berhubungan dengan anjuran dan larangan dalam hidup bermasyarakat. Nukilan sebagai salah satu kearifan lokal yang menjadi peninggalan peradaban masa lalu. Menurut Sudjana dan Sri Hartati, dalam Nukilan Kearifan Lokal Suku Sunda Berupa Anjuran dan Larangan PESAT, 2011, setidaknya ada 317 nukilan yang berkembang di masyarakat Sunda. Semuanya dapat diklasifikasikan berupa anjuran dan larangan, yang sebagian besar bersumber dari naskah klasik ataupun sumber tertulis lainnya. Contoh nukilan anjuran yaitu "Indung suku ge moal dibejaan" yang berarti "Ibu jari pun tak akan diberi tahu." Nukilan ini adalah anjuran untuk berkomitmen saat menjaga rahasia ketika seseorang diberikan amanah untuk hal itu. Sementara itu contoh nukilan larangan yaitu "Dikungkung teu diawur, dicangcang teu diparaban Dikurung tidak dirawat, diikat tidak diberi makan". Petuah ini ditujukan pada suami yang tidak merawat istrinya dengan menafkahinya. Setiap suami yang punya tanggung jawab tidak akan memperlakukan istri seperti itu. Kearifan lokal suku Sunda lainnya terlihat dari budaya mengurangi risiko bencana. Masyarakat Sunda memiliki bangunan rumah bambu tahan gempa. Dalam sebuah eJurnal UPI disebutkan, bahan rumah ini 80 persen memakai bambu dan bahan alami lainnya. Ketahanannya bahkan mencapai lebih dari 20 tahun dan masih kokoh. Kelebihan rumah bambu khas Suku Sunda yaitu tahan terhadap guncangan saat gempa. Bambu memiliki sifat fleksibel dan lentur. Jika saja rumah bambu roboh akibat gempa, risiko korban jiwa juga lebih rendah dibanding kasus serupa di rumah tembok. Contoh kearifan lokal masyarakat Sunda lainnya diulas di artikel "Kearifan Lokal Masyarakat Sunda dalam Memitigasi Bencana dan Aplikasinya sebagai Sumber Pembelajaran IPS Berbasis Nilai," yang dimuat Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 14, No 2, 2014 terbitan LPPM ilmiah karya Enok Maryani dan Ahmad Yani tersebut merupakan hasil riset di enam lokasi komunitas adat di Jawa Barat dan lokasi penelitian kearifan lokal itu adalah Desa Pangandaran Pangandaran, Jawa Barat; Kampung Kuta Ciamis, Jawa Barat; Kampung Naga Tasikmalaya, Jabar; Desa Kanekes Lebak, Banten; dan Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi, Jawa Barat.Di antara kearifan lokal yang ditemukan dalam penelitian itu adalah Konsep Leuweung Kolot yang mirip dengan konsep hutan lindung sebagai kawasan yang sama sekali tidak boleh dimasuki. Selain itu ada konsep Leuweung Larangan yang mirip dengan hutan penyangga yaitu hutan yang dilarang dirambah atau dibuka tetapi masih boleh dimasuki dengan seizin para ketua Kanekes, Leuweung Larangan digunakan sebagai lokasi pemahaman para pu’un atau ketua adat sehingga menambah kewibawaan lokal di masyarakat Jawa Barat Sunda juga bisa ditemukan di sejumlah dongeng yang mengandung nilai-nilai yang positif untuk membentuk karakter anak-anak. Contoh cerita rakyat yang sering didongengkan kepada anak-anak di masyarakat Sunda misalnya, ialah dongeng sasakala gunung tangkuban parahu, dongeng si kabayan, dongeng kancil dan kura-kura, serta banyak lainnya. Dongeng-dongeng itu mengandung pesan-pesan moral yang bisa dijadikan cerminan anak-anak dalam menjalani hidup, demikian dijelaskan dalam salah satu karya ilmiah terbitan Badan Bahasa, Kemdikbud. Peribahasa yang hidup di masyarakat Sunda Jawa Barat juga banyak yang memuat nilai-nilai kearifan lokal. Sejumlah contohnya diulas artikel ilmiah "Nilai Kearifan Lokal dalam Peribahasan Sunda Kajian Semiotika" karya Siti Kodariah dan Gugun Gunardi yang dimuat Jurnal Patanjala Vol 7, No 1, 2015 terbitan Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat. Contoh kearifan lokal Sunda termuat dalam peribahasa "cul dogdog tinggal igel" yang mengandung ajaran moral bahwa orang yang serakah dan lupa diri akan tercela di masyarakat dan dianggap tidak bertanggung lokal Sunda lainnya ada di peribahasa "nété tarajé nincak hambalan" yang mencerminkan pandangan mengenai ketertiban dan kedisiplinan dalam mencapai suatu maksud yang diinginkan. - Pendidikan Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Addi M Idhom

deskripsi adat istiadat keluargaku sunda